Getting My rekomendasi buku sirah nabawiyah To Work
Getting My rekomendasi buku sirah nabawiyah To Work
Blog Article
مختصر جدا.. و لا يفي بالغرض.. فيه مباحث جميلة أول الكتاب وآخره.. منها : تحليل الواقع في الجزيرة والعالم قبل البعثة.
قُلْ يٰٓاَهْلَ الْكِتٰبِ تَعَالَوْا اِلٰى كَلِمَةٍ سَوَاۤءٍۢ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ اَلَّا نَعْبُدَ اِلَّا اللّٰهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهٖ شَيْـًٔا وَّلَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا اَرْبَابًا مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ ۗ فَاِنْ تَوَلَّوْا فَقُوْلُوا اشْهَدُوْا بِاَنَّا مُسْلِمُوْنَ
Hal itu dikarenakan penulis tidak bermaksud merincikan, hanya secara ringkasan dengan kronologis lengkap. Artinya, pengetahuan secara umum untuk mendalami Sirah Nabawiyah jauh lebih dalam lagi.
EPILOG Barangkali pembaca bertanya-tanya mengapa penulis menyebutkan sedikit sekali referensi non bahasa Arab di sini padahal kajian-kajian menyangkut sirah yang dilakukan oleh orang-orang Barat cukup melimpah. Ini tidak berarti bahwa penulis tidak membaca hasil karya mereka. Justru sebaliknya yang benar, karena upaya yang penulis lakukan untuk meneliti dan membaca karya-karya mereka jauh lebih banyak menghabiskan waktu penulis dari pada meneliti karya-karya dalam bahasa Arab. Tapi problema yang dihadapi dalam referensi Barat berkenaan dengan sirah adalah bahwa ia berangkat dari suatu titik yang tidak akan menyampaikan kepada suatu kesimpulan yang berarti; yaitu bahwa mereka berangkat dari ketidak percayaan terhadap kenabian dan kerasulan Muhammad noticed. Sebaik-baik pendapat dalam pemikiran mereka tidak lebih dari memandang Muhammad sebagai seseorang yang 'dikuasai' oleh suatu kondisi psikologis yang membuatnya merasa 'terlantar'. Dirinya yang diliputi kebingungan berupaya untuk keluar dari kondisi tersebut sehingga ia cenderung bersikap marginal dan ingin menjauhi keramaian. Akhirnya ia merasa senang berkhalwat46 untuk merenungkan keadaan dirinya. Dalam salah satu 'gangguan jiwa' yang dialaminya (saya memohon ampun kepada Allah untuk mengutip ungkapan ini) terbayangkan olehnya mendengar suara yang tidak diketahui sumbernya menegurnya dan meminta mengikuti bacaan yang diperdengarkan47.
berangkat ke tempat tujuan dengan sabdanya: “Kafilah dagang Qureisy akan lewat, barangkali Allah akan menganugerahkan kekayaan mereka kepada kalian”. Beliau tidak menyinggung akan ada perang padahal kemungikan untuk itu sangat besar. Setelah melakukan berbagai transaksi jual-beli yang cukup menguntungkan, kafilah berangkat meninggalkan Ghazzah bersama barang-barang bawaan dan kekayaannya menuju Mekkah melalui Az-Zarqa kemudian Adzru'at. Sebelum tiba di Mi'an salah seorang dari suku Judzam menyampaikan informasi bahwa kaum muslim akan menghadang mereka. Diriwayatkan oleh AlWaqidi bahwa “salah seorang dari suku Judzam menemui mereka (kafilah) dan melaporkan bahwa pada saat kafilah berangkat menuju Syam, Muhammad telah merencanakan untuk menyerang mereka tapi terlambat”. Yang dimaksud adalah operasi gazwat al-abwa. Di sini terdapat kekeliruan dalam riwayat yang mengatakan bahwa Muhammad menunggu kafilah selama satu bulan sebelum kembali ke Yatsrib. Kemudian lebih lanjut sang Judzami melaporkan bahwa “jika pada saat berangkat dengan bawaan ringan dan sedikit saja Muhammad sudah berambisi menyerang kafilah maka sepulangnya kafilah dengan bawaan berat berikut kekakayaan melimpah akan lebih memancing lagi ambisinya, dan kali ini pasti sudah mempunyai perencanaan yang lebih matang. Maka waspadalah dan jaga kafilah baik-baik, karena aku tidak melihat ada persiapan persenjataan. Selanjutnya terserah bagi kalian menentukan keputusan”. (Al-Waqidi Vol. 1/28) Kiranya jelas bahwa sang Judzami cukup prihatin terhadap bahaya yang mengancam kafilah. Suatu indikasi bahwa dirinya adalah sekutu Qureisy. Suku Judzam umumnya adalah orang-orang Arab Nasrani atau keturunan bangsa Romawi. Hal ini menunjukkan bagaimana orang-orang Qureisy mengatur keamanan kafilah dan perdagangannya di Syam dan dari Syam ke Mekkah.
Waraqah adalah saudara sepupu Khadijah, tetapi bukan karena hal itu ia lantas menjatuhkan pilihannya kepada Waraqah melainkan sebagai orang yang layak untuk dimintai konsultasi mengenai perkara hebat seperti ini. Kiranya pilihan itu tepat adanya. Sudah barang tentu Khadijah mengetahui pribadi Waraqah yang tidak jelas apakah betul menganut agama Nasrani. Namun yang pasti, ia bagi Khadijah, adalah salah seorang pengikut al-Hanifiyah sama dengan suaminya yang mendambakan kebenaran. Atas keyakinan itulah wanita pelopor ini memainkan peranannya yang sangat besar dalam perjalanan sejarah Islam. Sampai di sini kita membicarakan transformasi spiritual yang terjadi dalam diri Muhammad. Semestinya kita lebih lanjut membicarakan keadaan dan gejala-gejala psikologis yang lahir dalam diri Muhammad sebagai seorang yang baru saja dinobatkan menjadi Nabi, setelah menerima wahyu. Tetapi sampai saat itu persoalan yang beliau hadapi belum begitu jelas. Beliau justeru amat bimbang, ragu dan bingung. Meskipun oleh Waraqah telah ditenangkan bahwa yang terjadi pada dirinya adalah suatu pendahuluan bagi misi yang maha agung, namun keterangan itu sendiri semakin memperdalam rasa takutnya menyusul keterlambatan datangnya wahyu kedua. Jika benar beliau akan menjadi pembawa risalah Tuhan seperti kata Waraqah mengapa justeru wahyu tak kunjung datang lagi? Memasuki suatu periode yang paling pahit dialami oleh Muhammad selama hidupnya, yaitu periode fatrah, terputusnya wahyu untuk beberapa waktu. Keterlambatan wahyu itulah yang menambah bimbang dan memperdalam rasa takutnya. Pandangan kita yang berangkat dari keyakinan bahwa pilihan Allah yang jatuh kepada Muhammad untuk mengemban misi adalah ni'mat besar dan limpahan rahmat tiada tara sering membuat kita lupa akan derita yang telah 58
بين فترة وفترة أحب أن اراجع سيرة سيدنا محمد صلى الله عليه وسلم ووقع الاختيار على هذا الكتاب للسيد أبي الحسن الندوي ، سيرة مختصرة ملمة شاملة ⭐️
Hal ini terlihat pada sikap Khadijah mempercayakan usaha dagangnya kepada beliau. Berkat kejujuran dan pengalamannya, beliau sukses berdagang dan kekayaannya semakin bertambah. Setelah berkeluarga tidak pernah mengandalkan kekayaan Khadijah, bahkan usahanya tetap berlangsung mengikuti cara pedagang-pedagang senior Mekkah. Ungkapan-ungkapan Khadijah menenangkan beliau setelah menerima wahyu adalah bukti nyata mengenai hal ini. Khadijah berkata: "Demi Allah, Tuhan tidak akan pernah mengecewakanmu, engkau suka menolong kaum lemah dan kaum papa, memberi orang yang tak punya dan selalu berderma kepada orang yang tertimpa bencana". Ungkapan seperti itu adalah indikasi bahwa beliau adalah orang yang berkecukupan, sebab sekiranya hanya mengandalkan kekayaan Khadijah tentu yang tersebut terakhir tidak layak berkata demikian. Para penulis Sirah tradisional tidak mampu merenungkan makna yang terkandung di dalam ungkapan Khadijah tersebut. Tetapi lebih ganjal lagi uraian Encyclopedia Britanica yang menggambarkan Muhammad sebagai pemilik toko. Padahal, baik sebelum maupun sesudah dilantik menjadi Nabi, Muhammad tidak pernah memiliki toko, namun beliau termasuk pedagang senior kota Mekkah yang umumnya memiliki gudang tempat menyimpan stok barang kemudian melakukan transaksi jual-beli; baik di kediaman masing-masing atau di tempat-tempat tertentu di sekitar Ka'bah. Dalam pendekatan historis, kehidupan Rasulullah di Mekkah dibagi kedalam empat periode, masing-masing mengandung nilai sejarah bagi kaum muslim di setiap tempat dan waktu. Periode pertama, berlangsung sekitar dua tahun, dimulai sejak dilantik menjadi Nabi hingga kegiatan Dakwah di Darul Arqam. ten
Periode kedua, periode Darul Arqam dan berlangsung tiga tahun yang berakhir beberapa saat setelah Umar ibn Khattab memeluk Islam. Banyak yang beranggapan bahwa Umar memeluk Islam pada tahun ketiga kenabian, tapi penelitian yang tepat membuktikan hal itu here terjadi pada tahun kelima, sedangkan yang memeluk Islam pada tahun ketiga adalah Hamzah ibn Abdul Mutthalib. Periode ketiga, kegiatan dakwah secara terang-terangan, berlangsung selama lima tahun, sejak keluar dari Darul Arqam sampai beliau hijrah ke dan dari Thaif, suatu periode yang penuh pergolakan dan pergelutan dengan Qureisy. Hijrah ke Thaif merupakan bukti bahwa beliau menaruh harapan lebih besar bagi pengembangan dan penyebaran dakwah di luar Qureisy. Periode keempat, dakwah di luar kota Mekkah; apakah dengan mengunjungi pemukimanpemukiman suku di sekitar Mekkah atau dengan menemui setiap pendatang ke kota Mekkah. Pada periode inilah terbuka jalur hijrah ke Madinah. Jumlah pengikut yang berhasil direkrut pada periode pertama terlalu sedikit untuk dicatat sebagai keberhasilan. Diantara mereka terdapat pemuka masyarakat seperti: Khadijah, Ali ibn Abi Thalib, Zaid ibn Haritsa dan Abu Bakar al-Shiddieq; terdapat pula golongan yang tidak mempunyai standing sosial seperti Bilal, Khubab, Ammar ibn Yasir serta sejumlah orang-orang yang terpandang rendah di mata Qureisy. Mereka dihimpun oleh Rasulullah dan duduk sama-sama di suatu sudut Ka'bah mendengarkan ayat-ayat al-Qur'an, menerima penjelasan-penjelasan mengenai dasar-dasar iman dan membaca ayat-ayat secara bersamaan dengan suara keras. Orang-orang Qureisy merasa tidak senang dengan adanya orang-orang yang mereka pandang lemah dan rendah itu duduk sama posisi dengan orang-orang terpandang dan pemuka masyarakat.
tergelincir ke barat sehingga pasukan muslim membelakangi matahari sementara kaum Qureisy akan menghadapi silau matahari”. (Al-Waqidi, vol. 1/fifty six). Demikianlah Rasulullah mengambil prakarsa dan mengarahkan persiapan-persiapan. Ada seseorang yang datang mengusulkan agar posisi dirubah, beliau menjawab tidak, sementara beliau tetap berjalan memeriksa barisan. Pasukan Rasulullah tidak sebesar apa yang digambarkan oleh penulis-penulis sejarah yang datang kemudian tetapi tidak mengapa kita mengatakan bahwa pasukan Rasulullah terdiri dari dua brigade; satu untuk golongan Al-Khazraj dan satu lagi untuk golongan Aous. Sudah barang tentu pengertian brigade di sini tidak sama dengan apa yang kita kenal sekarang karena pada saat itu pakaian seragam saja tidak ada; justru yang membedakan satu pasukan dengan pasukan lainnya hanyalah benderanya, sebagai tanda dari mana prajurit maju untuk kembali lagi ke tempat semula. Mereka akan bergerak mengikuti benderanya. Di sini terjadi peristiwa mengharukan yang dialami oleh Sawad ibn Ghizyah yang berdiri di luar baris. Rasulullah mendorongnya masuk barisan yang membuatnya terjatuh. Ia berkata: wahai Rasulullah baginda membuat aku terjatuh, sudilah kiranya membantu aku berdiri. Rasulullah membuka pakaian perangnya dan membantu berdiri tegak, serta merta saja ia gunakan kesempatan itu untuk memeluk Rasulullah sembari berkata: aku ingin menjadikan saat-saat terakhir hidupku di dunia dengan memeluk baginda. Rasulullah kemudian berpidato, dan sudah menjadi tradisi beliau bahwa sebelum memasuki medan pertempuran beliau selalu mengawali dengan pidato yang amat penting untuk disimak tetapi karena khawatir terlalu panjang maka tidak dapat dimuat di sini.
membalasnya. maka siapakah yang berani menantangku?" (Al-Baladzari , vol.1/582; Tabari, vol. 3/221). Umar hendak maju tapi segera didiamkan oleh Abu Bakr yang dengan tenang dan bijaksana serta penuh kearifan kembali berbicara. Ia menyadari betul bahwa Al-Hubab ingin memperoleh bagian dalam kekuasaan untuk diri pribadi dan kaumnya. Abu Bakr tidak keberatan dengan hal itu dan lebih lanjut mengatakan:"kami adalah orang pertama memeluk Islam dan tempat tinggal kami cukup bersahaja. Kalian adalah saudara kami dalam Islam dan serumpun seagama. Kalian telah menolong dan melindungi serta menerima kami maka semoga Allah membalasnya dengan limpahan pahala. Kami adalah pangeran dan kalian menterinya. Orang-orang Arab tidak akan tunduk kecuali kepada sekelompok orang-orang Qureisy ini. Kalian tentu telah mendengar sabda Rasulullah "pemimpin adalah dari Qureisy". Adalah layak bagi kalian untuk tidak dengki kepada saudara seagama dari al-muhajirin hanya karena Allah menganugerahkan keistimewaan kepada mereka" (Al-Baldzari, vol. one/582). Pernyataan Abu Bakr tersebut telah menghapuskan segala bentuk kekhawatiran oposan al-anshar dan kembali Al-Hubab berbicara mengatakan:"sesungguhnya kami tidak ada rasa dengki kepadamu dan kepada para sahabatmu tapi kami khawatir jika kekuasaan dipegang oleh orangorang yang pernah kami perangi lalu mereka ingin membalas dendam kepada kami". Abu Bakr menjawab: jika kalian mau mengikuti pendapatku setujulah menerima satu di antara kedua orang ini. Yang dimaksud Umar dan Abu 'Ubaidah tapi keduanya mengundurkan diri dan dalam sekejap Basyir ibn Sa'd maju membai'at Abu Bakr yang diikuti oleh Umar, Abu 'Ubaidah kemudian Useid ibn Al-Hudeir dan yang lain. Umar masih tetap dirundung kekhawatiran menyusul sikap Sa'd ibn 'Ubadah yang masih menolak demikian juga Al-Hubab ibn Al-Mundzir.
Qushay ibn Kilab adalah negarawan, politisi dan militer ulung yang memimpin suku Qureisy ketika masih merupakan suku kecil yang berpindah-pindah tempat sebelum masuk ke Kota Mekkah. Cukup lama waktu yang diperlukan untuk memisahkan diri dari suku (induknya), Kinanah yang bermukim di belahan utara semenanjung Arab Hijaz, yang kemudian memilih pemukiman bertetangga dengan Bani 'Udzrah. Dan dengan menggunakan pengaruh dan kekuasaan pemimpin Bani 'Udzrah, Qushay mencanangkan suatu rencana pendudukan kota Mekkah dan bilamana berhasil ia telah siap dengan sistim kemasyarakatan yang dapat menjadikan Qureisy sebagai suku yang terkuat dengan kemampuan menjaga stabilitas dan keamanan pusat-pusat perdagangan di kota Mekkah dan sekitarnya, sehingga suku-suku yang bermukim di sekitar Tihamah dan Hijaz dengan mudah dapat diatur dan dikuasai. Ini berarti Qushay adalah simbol transformasi sosial dalam bangsa Qureisy dari masyarakat nomadisme8 menjadi masyarakat urbanisme9 tanpa kehilangan ciri-ciri nomadisnya. Adalah transformasi seperti ini merupakan fenomena umum yang berlaku pada bangsa Arab sebelum Islam, sebab dengan sistim organisasi tribalisme yang mengandalkan solidaritas tribal (suku), segala aturan konstitusi berjalan baik dan menjamin keamanan dan ketentraman setiap anggota masyarakat.
Sengaja kami memuat keseluruhan pidato yang cukup panjang ini sebagaimana adanya berdasarkan riwayat Al-Baihaqi dengan sanad yang melacak kepada Aisyah. Tidak pasti apakah Abu Bakr benar-benar mengucapkan keseluruhannya karena menurut sumber-sumber lain pidato tersebut diriwayatkan lebih pendek. Penulis memuat semua ini karena setidaknya dari segi makna merupakan gambaran tentang ide-ide yang menjadi perhatian kelompok yang memenangkan pergelutan politis siapa yang akan menjadi Khalifah pengganti Rasulullah yang juga merupakan kesepakatan pemikir Ahlussunnah dan para ulama fiqih kelak. Pidato dengan nada demikian itu, bagaimanapun bervariasi dalam sumber-sumber, sebenarnya mengisyaratkan bahwa Abu Bakr telah mempersiapkannya secara matang karena dengan sangat cerdas mengekspresikan gagasan-gagasan yang dapat mempengaruhi umat untuk memilihnya pemimpin sepeninggal mendiang Rasulullah. Adalah tidak mungkin Abu Bakr tak muncul selama dua hari hanya untuk beristirahat di rumahnya, di Sunh. Agak sulit pula membenarkan dugaan yang dibangun para pemikir ahlussunnah seolah-olah Abu Bakr baru mengetahui perkembangan saat itu lantas menyampaikan pidato ‘politik’ yang sangat rapih bahkan menjadi faktor penentu dalam mengembalikan kesadaran jamaah. Pidato tersebut juga menunjukkan kepada kenyataan bahwa hanya Abu Bakr saja yang memiliki integritas pribadi lebih tinggi mengungguli sahabat lainnya. Ia pun mampu menguasai perasaannya, memiliki ketajaman pandangan, ketepatan perhitungan bahkan memiliki kharisma lebih tinggi. Begitu menyampaikan pidatonya seketika orang-orang menjadi sadar kembali, meninggalkan angan-angan mereka dan dapat menerima kenyataan. Oleh karena itu ia menjadi figur yang dibutuhkan dalam suasana seperti ini. Ia pun mampu membuktikan dirinya sebagai tokoh dan pemimpin yang memiliki keberanian dan kepribadian tinggi.
the next matter was that Even though the writing was wonderful In most cases, it did feel a little bit blocky sometimes. I suppose I Individually felt there was an absence of stream in sure passages.
Report this page